Jumat, 01 Oktober 2010

Ketika Tetangga Bermusuhan

Pagi itu si Dzamrud sedang tertidur pulas di peraduannya. Awan menghempaskan udara yg sejuk sekaligus menyelimuti sinar Sang Surya yg sudah bangun lebih awal. Tidak ada masalah, tidak ada kebisingan, tidak ada kuman yg mengganggu tidur nyenyaknya si Dzamrud trsebut. Dia saangat pulas sekali tidurnya karena Sang Mimpi menyelimutinya dengan baik. Tidak ada yg bisa dilakukan Sang Peraduan negara trsebut kecuali menahan tubuhnya tuannya. Sang Surya semakin memperkokoh badannya, dan sinarnya semakin menyentuh kulit dari si Dzamrud. Si Dzamrud mempunyai tetangga yg suka membuat onar, yg suka merampok kekayaannya..dia bernama si Upinipin. Seringkali dia mengganggu ketentraman si Dzamrud. "hei kau..itu bukan kekayaanmu, itu punyaku" kata si Upinipin kpd si Dzamrud. Tentu saja Dzamrud menolaknya.."Kekayaanku adalah kekayaan yg sah menurut si Pengadil..jadi kau jangan mencurinya. Ini murni kekayaankuu" kata si Dzamrud. Pada dasarnya si Dzamrud itu mencintai ketentraman, tapi karena sering diusik dan diganggu oleh si Upinipin dia mulai susah menahan nafsunya tapi tetap mengedepankan logika yg sehat. Dzamrud tetap mengajak bicara baik baik tetangganya tersebut. Walaupun berulangkali tidak digubris.Akibatnya, banyak kekayaan dari kedua tetangga tersebut yang tidak bisa dioptimalkan..padahal sangat banyak sekali yg bisa diperbaharui kekayaan kekayaan mereka. Bagaimanapun juga, Dzamrud harus mengambil sikap dengan sebijak bijaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar